Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
SMPN 1 BABANG

Mengenal Balasuji Dan Filosofinya


Mengenal Balasuji Dan Filosofinya

Spensa Babang. Anda pernah mengunjungi acara adat atau pernikahan kerabat di Sulawesi Selatan, khususnya yang bersuku Bugis-Makassar?. Disana tentu kita akan melihat suatu baruga (gerbang) berupa anyaman dari bambu. Anyaman bambu ini menjadi hal yang wajib ada pada setiap acara pernikahan karena memiliki filosofi tersendiri menurut kepercayaan orang Bugis-Makassar.

Balasuji/lawasoji/walasoji, itulah beberapa sebutan atau nama dari anyaman bambu khas dari jazirah Sulawesi bagian Selatan dan Barat ini. Anyaman bambu yang teridiri dari dua atau tiga bilah bambu yang dianyam secara sejajar dan dibuat dengan berbagai bentuk sesuai peruntukannya, seperti misalnya sebagai wadah hantaran dari calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita yang di isi dengan berbagai macam buah, atau sebagai pembatas pelaminan antara mempelai dengan undangan, dan atau sebagai ornamen pada pintu gerbang dalam ritual adat perkawinan.


Menurut namanya, lawa soji dalam bahasa bugis yaitu Lawa yang berarti pembatas dan suji yang berasal dari bahasa bugis kuno dan disebutkan di dalam Lontara I Lagaligo yang berarti agung atau suci. Sehingga secara umum bisa dikatakan bahwa lawa suji adalah sebuah pagar yang dibuat untuk memagari sesuatu yang sifatnya bersih, suci atau agung.

Dalam membuat lawa suji/bala suji, bilah bilah bambu yang telah dipotong kemudian dianyam secara diagonal dengan jarak tertentu hingga akan terbentuk belah ketupat sehingga dikatakan bahwa bentuk lawa suji ini tidak bisa dilepaskan dari kepercayaan mikrocosmos masyarakat sulawesi selatan dan barat tentang sulapa eppa/sulapa appe yang memuat ajaran sosiokultural dan spritual. 

Ada beberapa philosofi tersendiri hingga kenapa bahan pembuatan balasuji ini jatuh pada bambu antara lain:

  • Bambu adalah tumbuhan serba guna yang banyak digunakan oleh masyarakat umum, ini bermakna bahwa semoga orang-orang yang memahami balasuji bisa menjadi orang yang berguna bagi masyarakat umum dilingkungannya.
  • Bambu adalah tumbuhan berbatang bulat, yang mana kulit bagian luar batang bambu lebih keras daripada bagian dalamnya. Ini mengandung makna bahwa masing-masing dari keempat sisi pada balasuji harus saling menjaga dan bersatu dalam mufakat pada setiap kegiatan yang akan dilakukan.
  • Batang bambu memiliki sifat liat dan lentur, ini mengandung makna agar kita seharusnya menjadi orang yang kuat, ulet, dan gigih namun tetap dinamis dalam menghadapi dinamika hidup.
  • Tunas
    bambu muda dapat menjadi bahan makanan, ini bermakna bahwa  manusia sulawesi pada
     masa kecilnya bisa membawa kebahagiaan dan keceriaanbagi keluarga dan lingkungannya namun sekaligus dapat menjadi pelindung setelah ia beranjak dewasa. 
Jika saja philosofi balasuji ini mampu kita terapkan maka mungkin saja moral, etika dan sopan santun manusia jaman sekarang tidak perlu dikhwatirkan menjadi manusia biadab yang miskin moral.

Lebih lengkap tentang : Mengenal Balasuji Dan Filosofinya bisa anda tonton di Video berikut

Posting Komentar untuk "Mengenal Balasuji Dan Filosofinya"